Ujian Tugas Akhir S2 Pascasarjana ISI Surakarta Atas Nama Dwi Ega Afriani
Program Studi Seni Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kembali menggelar Ujian Tugas Akhir Tesis Karya Seni secara terbuka pada hari Selasa, 16 Juli 2024 di Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Sidang ini merupakan bagian dari rangkaian penilaian akhir atas karya seni yang dihasilkan oleh Sdr. Dwi Ega Afriani sebagai salah satu syarat kelulusan program magister seni.
Sidang dimulai pada pukul 15.00 hingga 20.00 WIB dengan Dr. Zulkarnain Mistortoify, M.Hum. bertindak sebagai ketua dewan penguji, didampingi oleh Dr. Dr. Eko Supriyanto, S.Sn., M.F.A. sebagai pembimbing, serta Dr. Daryono, S.Kar., M.Hum. sebagai penguji.
Dalam karya yang berjudul “Im Pageant Body Checking Tanam Tuai”, Dwi Ega Afriani menyajikan sebuah refleksi mendalam terhadap perilaku manusia dalam kaitannya dengan nilai moral dan etika sosial, khususnya melalui pengalaman di dunia beauty pageant dan modeling. Pengkarya mengeksplorasi kontradiksi antara aturan-aturan moral yang diajarkan dalam kehidupan masyarakat dengan kenyataan yang sering kali berbeda dalam praktik.
Salah satu isu utama yang diangkat adalah fenomena body checking dalam kompetisi Miss Universe Indonesia 2023, di mana terjadi pelecehan yang dilakukan oleh perempuan saat pemeriksaan tubuh. Pengkarya memanfaatkan pengalaman empiris ini untuk mempertanyakan kembali bagaimana nilai moral diterapkan dalam kehidupan, terutama di dunia yang penuh aturan namun sering kali paradoks dalam praktik.
Melalui karya seni ini, Dwi Ega Afriani mencoba menggali makna dari Gurindam Duabelas—sebuah petuah hidup tradisional—dalam konteks kehidupan modern. Apakah nasihat-nasihat lama ini masih relevan di tengah gaya hidup yang serba cepat dan aturan yang tampak kaku namun sering kali dilanggar? Dengan memadukan berbagai medium seni visual dan performatif, pengkarya ingin mengungkapkan betapa pentingnya sikap dan nilai moral yang diajarkan sejak kecil, serta bagaimana nilai-nilai tersebut membentuk perilaku manusia di masyarakat.
Karya ini juga mengeksplorasi konsep tanam tuai, yang dipahami sebagai proses mengumpulkan pengalaman hidup, baik melalui interaksi dengan model, masyarakat lokal di Pulau Penyengat dan pesisir Pacitan, hingga fenomena sosial yang terjadi di sekeliling pengkarya. ”Manusia selalu hidup berdampingan, sikap dan perilaku menjadi penentu dari hukum tanam tuai yang akan kita dapat semasa hidup,” tegas Dwi pada tulisan pengantar karyanya. Seluruh pengalaman ini dikumpulkan dan diolah menjadi refleksi mendalam tentang pentingnya edukasi moral sejak dini, dan bagaimana nilai-nilai tersebut seharusnya ditanamkan untuk membentuk masyarakat yang lebih baik.
Dwi Ega Afriani berharap melalui karyanya, publik dapat merenungkan kembali nilai-nilai moral yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana sikap serta perilaku kita dipengaruhi oleh pendidikan dan budaya yang telah diajarkan sejak kecil. Sidang ini tidak hanya menjadi ajang penilaian akademis, tetapi juga sebuah panggung untuk menggali makna terdalam dari sikap manusia terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Penulis: AK. Dawami
Berikut ini dokumentasinya: