Ujian Tugas Akhir S2 Pascasarjana ISI Surakarta Atas Nama Bade Kurniawan

Program Studi Seni Program Magister, Fakultas Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menyelenggarakan Ujian Pertanggungjawaban Ujian Tugas Akhir Tesis Karya Seni Bade Kurniawan. Hadir dalam sidang tersebut sebagai ketua penguji yaitu Dr. Zulkarnain Mistortoify, M.Hum.; Dr. Dr. Eko Supriyanto, S.Sn., M.F.A sebagai Pembimbing; dan Dr. Silvester Pamardi, S.Kar., M.Hum sebagai Penguji Ujian kekaryaan yang diselenggarakan di Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Boyolali, pada Senin, 8 Juli 2024, pukul 15.00 WIB, menjadi kesempatan untuk menyaksikan pencapaian artistik terbaru dari mahasiswa Magister Seni ISI Surakarta, khususnya di bidang Penciptaan Tari.

Karya yang berjudul Mengembari Tubuh Kembar merupakan representasi visual yang mendalam, lahir dari interaksi personal antara Bade Kurniawan dan seekor kerbau bernama Jeget. Inspirasi utama karya ini terpusat pada sosok kerbau keramat bernama Mbah Kembar, keturunan langsung dari kerbau sakral Kyai Slamet yang dihormati oleh masyarakat Keraton Kasunanan Surakarta.

Melalui pendekatan Participatory Action Research dan Practice-Led Research, Bade mengemas pengalaman hidup kerbau keramat dengan makna kontradiksi antara sifat hewan yang sakral namun juga berhadapan dengan paradoks kehidupan. Karya tari ini tidak hanya mencerminkan hubungan antara manusia dan hewan, namun juga mengeksplorasi keterhubungan budaya, sejarah, serta pengalaman personal tubuh manusia.

“Proses penciptaan karya ini melibatkan observasi intens terhadap perilaku kerbau, pengumpulan materi visual, serta dialog dengan tradisi setempat,” ujar Bade dalam tulisannya. “Saya berupaya menjembatani pengalaman tubuh manusia dengan makhluk lain dalam ruang spiritual dan budaya, yang pada akhirnya melahirkan karya ini.”

Karya Seni yang Membawa Refleksi dan Nilai Filosofis

Dalam tesis ini, Bade mencoba mengajak penonton untuk merefleksikan kembali interaksi dan relasi manusia dengan makhluk hidup lain yang kerap dilupakan, meskipun memiliki akar yang kuat dalam tradisi dan budaya lokal. Jeget dan Mbah Kembar menjadi simbol penting dalam karya ini, menggambarkan keterkaitan emosional dan spiritual yang transenden antara manusia dan hewan. Sebagai sarjana penciptaan tari, Bade juga menantang konsep tubuh kembar melalui dualitas kehidupan—dimana manusia dan hewan berbagi pengalaman yang unik namun berbeda.

Dengan konsep-konsep mendalam yang dipadukan dengan kepekaan artistik, ujian tesis ini diharapkan mampu menghadirkan perspektif baru dalam penciptaan karya seni tari kontemporer. Para pakar seni dan budaya serta masyarakat luas diundang untuk hadir dan menyaksikan langsung presentasi dari Bade Kurniawan ini.

Karya Mengembari Tubuh Kembar tidak hanya memenuhi syarat kelulusan Program Studi Magister Seni ISI Surakarta, namun memiliki makna yang lebih dalam bagi pengkarya. Proses penciptaan karya ini menjadi sarana refleksi atas kenangan masa kecil dan perjalanan hidup, terutama hubungannya dengan keluarga dan mendiang ayah. Melalui karya ini, hubungan yang sempat renggang dengan keluarga, terutama kembarannya, mulai pulih dan semakin erat.

Karya ini juga menjadi media pendewasaan bagi pengkarya, menumbuhkan kesadaran akan besarnya jasa dan perjuangan orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka. Selain itu, interaksi dengan kerbau sakral Mbah Kembar menyadarkan pengkarya akan kontradiksi paradoksal dalam kehidupan kerbau tersebut, memunculkan rasa empati yang mendalam. Meskipun pengkarya merasa terbatas dalam memberikan perlakuan yang lebih baik, proses penciptaan karya ini membuka ruang dialog dengan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Prof. Sardono W Kusumo, yang turut berkontribusi dalam memaknai dan mengembangkan ide karya tersebut.

Penulis: AK. Dawami.

Berikut ini dokumentasinya: