Rilis Berita Ujian Tugas Akhir Tesis Karya Seni – Aditiya Hariyadi

Misteri “UTOPIA” di Balik Panggung: Mengungkap Kedalaman Psikologi dalam Private Performance

PPS-ISI-SKA – Surakarta, 19 Agustus 2024 — Dalam sebuah perhelatan yang penuh eksplorasi, Aditiya Hariyadi, mahasiswa Program Studi Seni Program Magister Penciptaan Teater di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, menjalani ujian tugas akhir tesis karya seni berjudul UTOPIA: Kemutahiran Private Performance. Ujian ini akan diselenggarakan pada Senin, 19 Agustus 2024, pukul 19.30-21.00 WIB di Ruang Seminar Pascasarjana ISI Surakarta, di bawah Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum sebagai ketua dewan penguji, Dr. Dr. Eko Supriyanto, S.Sn., M.F.A sebagai pembimbing, dan Dr. Bagong Pujiono, M.Sn sebagai penguji.

Aditiya dalam karyanya, mengambil inspirasi dari naskah teater Jalur Purba Kedunguan karya Fedli Azis, ia mengusung konsep “ubahsuai” — adaptasi khas Riau yang memberikan konteks lokal lebih dalam pada seni pertunjukan. Dengan memadukan teater epik Brecht, teater eksperimental, hingga permainan rakyat Riau “Lukah Gilo,” Aditiya menciptakan karya teater Orakel sebagai pusat eksplorasi psikologi manusia. Melibatkan tiga aktor tanpa tokoh, dua laki-laki dan satu perempuan, serta alat musik tradisional calempong, Aditiya menggambarkan tubuh sebagai elemen utama, merunut kembali ke pertanyaan fundamental dalam penelitian ini: “Siapa aku dan untuk apa aku hidup?”

Dalam setiap babaknya, pertunjukan Orakel ini membawa penonton melalui tahapan emosional yang intens dan mengajak mereka menyelami renungan tentang tanggung jawab sosial dan keberlanjutan alam. Aditiya berharap karya ini tak sekadar menjadi pertunjukan, tetapi juga sebagai simbol untuk kesadaran ekologis dan keberlanjutan yang perlu dijaga oleh setiap generasi. 

Ajakan Aditiya pada eksplorasi yang mendalam melalui UTOPIA ini diharapkan mampu menyentuh sisi personal penonton, mengingatkan pada nilai yang lebih besar tentang hubungan manusia, seni, dan alam. Melalui karya “Orakel” ia telah belajar bahwa keterbatasan teknis dan material tidak seharusnya menghalangi kreativitas dan inovasi. Justru, dengan memanfaatkan prinsip-prinsip minimalis dan fokus pada esensi interaksi manusia, sebuah karya teater dapat mencapai dampak yang jauh lebih besar dan menyeluruh.

Penulis: AK. Dawami.

Berikut ini dokumentasinya: