Rilis Berita Pertanggungjawaban Ujian Tugas Akhir Tesis Karya Seni – Konservasi Budaya Orang Laut Melalui Desain Game “Wong Laut” oleh Yayat Duriat

PPS-ISI-SKA – Surakarta, 27 Agustus 2024 — Yayat Duriat, mahasiswa Program Studi Seni Program Magister Penciptaan Desain Komunikasi Visual di ISI Surakarta, menyajikan sebuah terobosan inovatif dalam pelestarian budaya Indonesia melalui tesis bertajuk “Konservasi Orang Laut dalam Perancangan Purwarupa Asset dan Environment Game Wong Laut”. Penelitian ini menyoroti pentingnya upaya pelestarian budaya Orang Laut, sebuah komunitas yang selama berabad-abad hidup bergantung pada laut, namun kini terancam terlupakan di tengah arus globalisasi.

Dalam ujian tugas akhir yang digelar di hadapan Dewan Penguji, Yayat menegaskan bahwa game berbasis sejarah dapat menjadi sarana efektif untuk mengenalkan kembali kekayaan budaya kepada generasi muda. Dengan mengadopsi pendekatan adaptive reuse melalui media digital, khususnya game, tradisi dan nilai-nilai Orang Laut dapat dihidupkan kembali dalam dunia virtual. “Melalui game Wong Laut, pemain diajak untuk menjelajahi kehidupan Orang Laut, berinteraksi dengan karakter, mengumpulkan artefak bersejarah seperti pedang pusaka dan cincin bertuah, serta menyelesaikan misi di berbagai lokasi yang realistis,” ujar Yayat.

Dengan dukungan dari pembimbingnya, Dr. Anung Rachman, ST, M.Kom, serta penguji Dr. Handriyotopo, S.Sn., M.Sn., dan Dr. Taufik Murtono, S.Sn., M.Sn., Yayat merancang purwarupa game dengan genre Action RPG yang menghadirkan elemen Third Person Character. Game ini menggabungkan visual 3D realistis dengan narasi yang menggugah, membawa pemain menyelami kehidupan Orang Laut di masa lampau. Game ini tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga edukasi budaya yang sangat penting untuk pelestarian nilai-nilai lokal.

Penelitian ini memperkenalkan metode Design Sprint untuk merancang purwarupa game secara sistematis, dimulai dari pemahaman masalah hingga validasi desain. Salah satu aspek menarik dari game Wong Laut adalah keberadaan Non-Playable Characters (NPC) dari komunitas Orang Laut yang berfungsi sebagai pedagang, pelaut, dan tokoh masyarakat. “Kami ingin menghidupkan kembali elemen budaya Orang Laut dalam bentuk yang dapat dinikmati generasi saat ini, tanpa kehilangan unsur otentisitasnya,” tambah Yayat.

Game Wong Laut diharapkan menjadi salah satu sarana konservasi budaya yang relevan dengan perkembangan zaman, menjembatani masa lalu dan masa kini melalui teknologi digital. Selain membawa pemain pada petualangan menantang, game ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya lokal di tengah pesatnya arus modernisasi.

Penulis: AK. Dawami.