Prof. Bambang Sunarto Resmi Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Filsafat Seni ISI Surakarta
Prof. Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn. dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Filsafat Seni pada Institut Seni Indonesia Surakarta pada Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia di Pendopo GPH Joyokusumo, Jumat (25/11/2022).
Dalam sambutannya Rektor ISI Surakarta, Dr. I Nyoman Sukerna, S. Kar., M. Hum menyampaikan bahwa Prof. Bambang Sunarto adalah profesor ke 14 di ISI Surakarta dan ke 10 di Fakultas Seni Pertunjukan. Sampai dengan upacara pengukuhan kali ini, Guru Besar yang aktif berjumlah 7 orang. Semangat baru yang senantiasa membangkitkan inspirasi baru, guna melahirkan karya-karya yang lebih brilian dan bermanfaat bagi khalayak umum. Merawat kesadaran untuk menjalankan kewajiban, sejalan dengan hak yang diterima. Buku, jurnal ilmiah, dan penelitian-penelitian dapat menjadi sumbangsih pada peningkatan kualitas pembelajaran maupun literasi masyarakat untuk bersama memajukan Indonesia.
Usai pengukuhan guru besar, Prof Bambang Sunarto menjelaskan untuk mendapatkan jabatan guru besar itu tidaklah mudah. Sejak 2013 sudah berusaha untuk melengkapi seluruh persyaratan. Namun, menghadapi masalah administratif yang menundanya mendapatkan gelar. Menurutnya ada dua aspek untuk mendapatkan gelar tersebut.
“Pertama akademis dan administratif, halangannya memang administratif, bahkan sering kali ada anomali administratif dan kebetulan saya yang terkena masalah administrasi ini. Saya lulus Doktor 2010, ada ketentuan untuk pengajuan itu harus menunggu tiga tahun, setelah 2013 saya persiapkan dan pada 2015 sebenarnya sudah memenuhi syarat, tapi karena masalah administrasi itu saya harus menunggu selama sembilan tahun,” ungkapnya.
Prof Bambang menyampaikan orasi berjudul Konstruksi Dasar Ilmu-ilmu Seni menyampaikan saat ini kebanyakan orang hanya memahami seni sebagai seni, hanya sebagai keterampilan. Seni tidak pernah dipandang sebagai ilmu.
“Oleh karena itu saya mengambil celah yang tidak banyak diperhatikan oleh orang-orang, dengan harapan ilmu seni bisa berkembang dengan baik,” terangnya.
Menurutnya, kajian seni itu hanya dilihat menggunakan perangkat-perangkat dari ilmu-ilmu lain. Bahkan, tidak pernah dilihat secara mendalam aspek, studi sehingga dengan melihat keragamannya bisa dipetakan kajian seni dan ilmu artistik.
“Selama ini orang-orang hanya memisahkan kajian seni dengan penciptaan seni. Padahal kehidupan seni bukan hanya pengkajian dan penciptaan seni saja, seni perspektifnya luas bisa mencakup hampir seluruh bidang ilmu, mulai humaniora, sosial, formal, terapan nonseni, sampai ilmu agama sekalipun,” tandasnya.