Pengukuhan Guru Besar ISI Surakarta, Prof. Dr. Sugeng Nugroho: Menciptakan Metode Sanggit Pedalangan untuk Menganalisis Karya Tradisi

PPS-ISISolo–Surakarta, 23 Januari 2025. Sidang Senat Terbuka Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta digelar dengan penuh khidmat dalam rangka pengukuhan Prof. Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teori Pedalangan. Bertempat di Pendhapa GPH Joyokusumo, acara ini berlangsung mulai pukul 09.00 WIB dan menjadi momen bersejarah dalam perjalanan akademik ISI Surakarta, karena bertambahnya satu Guru Besar baru dalam bidang tradisi.

Dalam pidato ilmiahnya yang berjudul “Sanggit dan Garap sebagai Pisau Penciptaan dan Analisis Karya Pedalangan”, Prof. Sugeng mengungkapkan kegelisahannya terhadap dominasi teori Barat dalam menganalisis seni tradisi. Ia berpendapat bahwa teori-teori Barat seringkali tidak sesuai dengan karakteristik seni tradisi Nusantara yang sangat kaya dan beragam.

“Saya menemukan bahwa konsep emik Jawa seperti sanggit dan garap dapat digunakan sebagai metode penciptaan sekaligus analisis karya pedalangan,” ungkap Prof. Sugeng dengan penuh keyakinan. Menurutnya, sanggit mencerminkan imajinasi kreatif individu, sedangkan garap menggambarkan proses kerja kolektif yang melibatkan dalang dan seluruh kru dalam menciptakan pertunjukan yang berkualitas.

Metode ini, yang telah diselidiki oleh Prof. Sugeng sejak tahun 2008, tidak hanya menawarkan pendekatan baru bagi seniman pedalangan, tetapi juga memberikan kerangka analisis ilmiah yang dapat diaplikasikan dalam studi seni tradisi.

Rektor ISI Surakarta, Prof. I Nyoman Sukerna, turut menyampaikan sambutannya. Ia menyebutkan bahwa pengukuhan Prof. Sugeng sebagai Guru Besar adalah tonggak penting bagi ISI Surakarta, terutama dalam menjawab tantangan krisis Guru Besar di lingkungan kampus dan bidang Seni. “Sejak 2021, ISI Surakarta telah konsisten melahirkan Guru Besar baru, dan tahun ini saja sudah empat Guru Besar yang lolos validasi,” jelas Prof. Sukerna. Kehadiran Prof. Sugeng, menurut Rektor, akan menjadi energi baru bagi pengembangan keilmuan di kampus ini.”

Dengan bertambahnya jumlah Guru Besar dan Doktor baru, ISI Surakarta semakin memperkuat posisinya sebagai perguruan tinggi seni yang berbasis pada kearifan budaya Nusantara serta berkelas dunia. Pengukuhan ini menegaskan komitmen ISI Surakarta untuk terus berinovasi dan memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang seni, khususnya seni tradisi Nusantara.

Prof. Sugeng Nugroho, dengan dedikasi luar biasa terhadap seni pedalangan dan akademik, kini memegang peran kunci dalam memperkaya studi seni budaya yang berakar pada tradisi lokal melalui sanggit, sekaligus membawa ISI Surakarta menuju capaian yang lebih tinggi di dunia akademik internasional.