Mentas Tilikan – Dionius Wahyu Anggara Aji NIM: 212111038

Ujian tugas akhir S2 atas nama Dionius Wahyu Anggara Aji Nim: 212111038 diselenggarakan oleh Pascasarjana ISI Surakarta pada tanggal 20 Januari 2025 di Dusun Srumbung Gunung, Poncoruso, Kec. Bawen Kabupaten Semarang. Para tim penguji diantaranya adalah Dr. Handriyotopo, S.Sn., M.Sn (Ketua Dewan Penguji), Dr. Dr. Eko Supriyanto, S.Sn., M.F.A (Pembimbing) dan Dr. Srihadi, S.Kar., M.Hum (Penguji).

Tesis Dionius Wahyu Anggara Aji ini menjabarkan tentang proses penciptaan karya tari Mentas Tilikan, yang menggambarkan perjalanan pencarian identitas pengkarya melalui elemen tari dan gerak. Karya ini mengungkapkan transformasi personal pengkarya, dari
proses pembelajaran awal hingga mencapai pemahaman diri yang lebih matang, dengan menggunakan simbol guci dan tanah sebagai representasi perjalanan hidup dan pembentukan karakter. Dalam konteks estetika, elemen-elemen ini tidak hanya menjadi medium artistik tetapi juga sarana refleksi diri.

Dionius Wahyu Anggara Aji mengadopsi teori 3R (Re-visiting, Re-questioning, Re-interpreting) yang dikemukakan oleh Eko Supriyanto, yang menjadi landasan pengkarya dalam meninjau kembali pengalaman masa lalu, mempertanyakan ulang nilai-nilai budaya, dan menafsirkan ulang elemen-elemen tradisional untuk menciptakan karya yang relevan dengan perkembangan zaman.

Proses kreatif karya Dionius Wahyu Anggara Aji dalam Mentas Tilikan diawali dengan pendekatan “melihat,” yaitu upaya untuk memahami secara mendalam objek yang diamati, yang kemudian diterjemahkan ke dalam gerak tari melalui eksplorasi, improvisasi, dan komposisi
sebagaimana diuraikan dalam teori Alma Hawkins. Hambatan-hambatan yang dihadapi pengkarya, seperti koordinasi lokasi, dinamika hubungan keluarga, keterbatasan ekonomi, dan tantangan dalam eksplorasi gerak, menjadi bagian integral dari perjalanan kreatif ini. Penelitian Dionius Wahyu Anggara Aji ini menemukan bahwa pengalaman personal dan refleksi kritis menjadi kekuatan utama dalam menciptakan karya seni yang estetis sekaligus bermakna.

Hasil penelitian Dionius Wahyu Anggara Aji ini menunjukkan bahwa Mentas Tilikan tidak hanya menjadi media ekspresi pribadi pengkarya tetapi juga menawarkan narasi kolektif yang relevan bagi audiens. Dengan pendekatan yang memadukan pengalaman personal dan tradisi budaya, karya ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan seni tari kontemporer berbasis eksplorasi identitas.

Berikut ini dokumentasinya: