KAJIAN SEMIO-KINESTETIKBEDHAYA WIWAHA SANGASKARADALAM UPACARA PERKAWINANDI KERATON KASULTANAN YOGYAKARTA – PRAMULARSIH WULANSARI
Ujian Terbuka S3 Pascasarjana ISI Surakarta atas nama Pramularsih Wulandari NIM. 193121009 diselenggarakan pada tanggal 3 September 2024 dengan Disertasi berjudul Kajian Semio-Kinestetik Bedhaya Wiwaha Sangaskara Dalam Upacara Perkawinan Di Keraton Kasultanan Yogyakarta. Ujian ini menghadirkan tim penguji yaitu :
- Ketua Penguji: Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum.
- Sekretaris: Dr. Drs. Budi Setiyono,M.Si.
- Promotor : Dr. RM. Pramutomo, M.Hum
- Ko Promotor I: Prof. Dr. Nanik Sri Prihatini, S.Kar., M.Si.
- Ko Promotor II: Dr. Slamet, N.Hum.
- Penguji: Prof. Dr. Sri Rochana W., S.Kar., M.Hum.
- Penguji: Prof. Dr. I Wayan Dana, S.S.T., M.Hum.
- Penguji: Prof. Dr. Suminto A. Sayuti
- Penguji: Dr. I Nyoman Sukerna, S.Kar., M.Hum.
Dalam ujiannya, Pramularsih Wulansari mendeskripsikan makna atas simbol dan tanda-tanda yang terdapat dalam Bedhaya Wiwaha Sangaskara terkait dengan upacara perkawinan di Keraton Kasultanan Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan Pramularsih adalah adaptasi, semiotik, hermeneutik, dan komunikasi estetik. Adaptasi digunakan untuk mengetahui struktur Bedhaya Wiwaha Sangaskara. Struktur tersebut selanjutnya di analisis menggunakan pendekatan semiotik dan hermeneutik. Hal itu digunakan Pramularsih Wulansari untuk mendapatkan pemaknaan dan penafsiran terhadap tanda yang terdapat dalam Bedhaya Wiwaha Sangaskara. Hasil pemaknaan merupakan tafsir pesan yang ingin dikomunikasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pengirim pesan kepada penonton atau penerima pesan. Penelitian Pramularsih Wulansari ini bersifat kualitatif menggunakan metode analisis dokumen/arsip dengan pendekatan pembacaan paralel, yaitu pembacaan terhadap dua teks yang berbeda. Pertama, teks yang bersumber pada naskah dan kedua, teks yang berupa Tari Bedhaya Wiwaha Sangaskara. Kedua sumber teks dicari kesesuaiannya berdasarkan struktur kemudian dilakukan tafsir makna. Sumber data dibagi menjadi dua besar, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer penelitian Pramularsih Wulansari ini adalah Tari Bedhaya Wiwaha Sangaskara. Sumber sekundernya adalah naskah, manuskrip, dokumentasi, data kepustakaan, video, dan wawancara. Data-data tersebut dianalisis, dikondensasi, di-display, dan disimpulkan oleh Pramularsih Wulansari. Hasil penelitian Pramularsih Wulansari menunjukkan bahwa: 1) terdapat adaptasi narasi, prosesi, gerakan, adaptasi filosofi elemen-elemen upacara, dan adaptasi pelaku upacara; 2) berbagai tanda atau simbol terdapat pada elemen-elemen pertunjukan Bedhaya Wiwaha Sangaskara yang membentuk makna; 3) Bedhaya Wiwaha Sangaskara menduduki fungsi estetis, edukatif, kultural, dan fungsi legitimasi. 4) Berdasarkan analisis semio-kinestetik ditemukan bahwa tanda-tanda yang terdapat pada elemen-elemen pertunjukan Bedhaya Wiwaha Sangaskara memuat makna kunci keharmonisan rumah tangga dalam perkawinan di Keraton Kasultanan Yogyakarta
Berikut ini dokumentasinya:

