Rilis Berita Ujian Tugas Akhir Tesis Karya Seni – Sayekti Padmi
PPS-ISI-SKA – Surakarta, 14 Agustus 2024 — Pascasarjana Program Studi Seni, Program Magister Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menyelenggarakan Ujian Tugas Akhir Tesis Karya Seni mahasiswa Program Studi Seni. Ujian kali ini disajikan oleh Sayekti Padmi, mahasiswa yang menempuh minat Penciptaan Seni Rupa, yang mempertanggungjawabkan karyanya berjudul “Mitoni Sebagai Sumber Ide Penciptaan Busana Artwear”. Ujian ini akan dilaksanakan pada hari Senin, 26 Agustus 2024, mulai pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, bertempat di Pendopo GBH Joyokusumo ISI Surakarta. Dewan penguji yang akan menguji karya tesis Sayekti Padmi terdiri dari Dr. Handriyotopo, S.Sn., M.Sn sebagai Ketua Dewan Penguji, Dr. Bagus Indrayana, M.Sn sebagai Pembimbing, dan Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum sebagai Penguji. Karya tesis ini mengangkat tema budaya tradisional Mitoni, yang menjadi sumber inspirasi dalam penciptaan busana artwear, menggabungkan nilai-nilai budaya dengan inovasi dalam dunia seni rupa kontemporer.
Karya seni rupa “Mitoni Sebagai Sumber Ide Penciptaan Busana Artwear” oleh Sayekti Padmi terinspirasi dari tradisi Jawa yang melibatkan upacara Mitoni, yaitu sebuah ritual untuk mendoakan keselamatan calon bayi dan ibu yang menginjak usia tujuh bulan kehamilan. Tradisi ini, yang semakin jarang ditemui, memiliki nilai religius dan sosial yang mendalam, seperti harapan untuk keselamatan, keberkahan, dan kebersamaan.
Upacara Mitoni, sebuah tradisi Jawa yang mulai jarang ditemui, kembali dihadirkan dalam karya seni busana artwear Yuwana Asa. Sebagai bagian dari pelestarian tradisi, upacara ini memiliki tujuh tahapan yang sarat makna, yang tidak hanya menggambarkan harapan keselamatan bagi calon ibu dan bayi, tetapi juga melibatkan simbolisme yang mendalam. Salah satunya adalah tahapan siraman, di mana tujuh orang sesepuh keluarga menyiram ibu hamil dengan air doa, diikuti oleh prosesi memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain yang melilit perut ibu, simbol kelancaran proses kelahiran. Tahap-tahap lainnya, seperti pemberian alas putih, pergantian busana kebaya dengan motif khas, hingga pemilihan cengkir gading bergambar Kamajaya dan Kamaratih, semuanya memiliki makna yang berhubungan dengan keselamatan, keberkahan, dan harapan bagi kelahiran bayi yang sehat dan selamat.
Seni busana artwear Yuwana Asa mengangkat makna simbolis ini melalui visual yang kaya, memadukan unsur fisik seperti motif kain dan perangkat upacara dengan nilai religius dan sosial yang terkandung dalam Mitoni. Melalui pendekatan ini, Sayekti Padmi tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga memberi interpretasi baru yang relevan di tengah perubahan zaman. Upacara yang penuh makna ini kini hidup kembali, bukan hanya sebagai bagian dari upacara adat, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi seni yang menghubungkan generasi masa kini dengan warisan budaya yang kaya.
Dalam karya ini, Sayekti Padmi menggali elemen-elemen tradisi Mitoni, menginterpretasikan simbol-simbol seperti ubah rampai (perangkat upacara) dan aspek-aspek sosial dalam desain busana artwear. Busana artwear yang diciptakan menggabungkan unsur fisik, seperti ornamen tradisional, dengan nilai religius dan sosial, menciptakan karya yang tidak hanya estetis, tetapi juga penuh makna.
Melalui pendekatan sanggit re-interpretasi, Sayekti berhasil memberikan kehidupan baru pada tradisi yang mulai tergerus zaman, mengadaptasi ritual Mitoni dalam konteks seni kontemporer. Dalam tesisnya, Sayekti menjelaskan bahwa busana artwear ini tidak hanya berfungsi sebagai karya seni pertunjukan atau seni konseptual, tetapi juga sebagai medium untuk melestarikan dan mentransformasikan budaya tradisional ke dalam wujud yang lebih relevan dengan zaman sekarang.
Karya ini bukan hanya tentang busana, tetapi tentang bagaimana seni bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang pelestarian budaya dan pentingnya keberagaman, kerjasama, serta nilai-nilai religius yang ada dalam tradisi Mitoni. Dengan tema ini, Sayekti berharap karyanya bisa membuka ruang bagi masyarakat untuk lebih memahami dan menghargai warisan budaya yang kaya dan terus dapat dilestarikan.
Penulis: AK. Dawami.



